Pengunjung Hari ini

Senin, 30 Desember 2013

Tradisi Maaf Memaafkan sebelum Ramadhan?? Adakah dalam Islam?

Telah diketahui bahwa tradisi di sebagian masyarakat kita sebelum Ramadhan tiba adalah saling meminta maaf satu sama lain baik melalui sms, bbm, dll 
Maka dari itu marilah kita kupas secara sederhana bagaimana Islam memandang hal tsb. 

Pendalilan yang biasanya dipakai untuk hal tersebut adalah hadits berikut : 

Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jumat (dalam bulan Syaban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, 
dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. 
Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jumat, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, 
kemudian beliau menjelaskan: ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan doa ku ini, jawab Rasullullah. 
Doa Malaikat Jibril itu adalah: 

Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: 
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); 
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri; 
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya. 

Mereka berujar hadits tersebut ditemukan di kitab hadits Ibnu Khuzaimah, 3:192 dan Ahmad, 2:246, 25. 
Namun anehnya ketika kita merujuk pada kitab-kitab hadits tsb malah tidak ditemukan hadits di atas, yang ada p\malah lafadz haditsnya sbb: 

Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda, Amin amin amin. Para sahabat bertanya, Kenapa engkau berkata demikian, 
wahai Rasulullah? Kemudian, beliau bersabda, Baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan, 
maka kukatakan, Amin. Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, 
namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua), maka aku berkata, Amin. 
Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu, maka kukatakan, Amin. 

Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan 3:295; juga oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Madzhab, 4:1682. 
Dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma Az-Zawaid, 8:142; juga oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi, no. 212 

maka kita katakan bahwa dalil sebagian orang yang melestarikan saling meminta maaf ketika datangnya buan Ramadhan adalah bathil (dalilnya bukan perbuatannya), karena ternyata haditsnya tidak ada, 
Justru yang di temukan malah hadits dengan lafadz yang berbeda. 
2. meminta maaf pada semua orang baik yang kenal maupun yang tidak kenal 

kita katakan bahwa meminta maaf itu disyariatkan namun bukan serta merta kita lakukan tanpa sebab kesalahan dan kita lakukan tak peduli kita kenal orang tsb atau tidak 

kemudian mereka berkata : Manusia kan tempat salah dan dosa. Mungkin saja kita berbuat salah kepada semua orang tanpa disadari. 

kita katakan hal tsb benar namun tak pernah kita dapatkan Qoul dari para Ulama kita dan juga dalil yang menunjukan bahwa hal tsb melazimkan agar kita meminta maaf 
pada semua orang tanpa sebab kesalahan, tak peduli kita kenal orang tsb atau tidak. Jika memang hal tsb benar maka menagapa Rasulullah shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya 
tak pernah melakukan hal tsb, padahal telah kita sepakati bersama mereka adalah orang-orang yang paling takut akan dosa. 

Malah yang ada dalil menunjukan bahwa Allah mengampuni dosa hamba yang tidak disengaja atau tidak disadari: 

Sesungguhnya, Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, karena lupa, atau karena dipaksa. (H.r. Ibnu Majah, no. 1675; Al-Baihaqi, 7:356; Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla, 4:4; dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah) 

Dengan demikian, orang yang meminta maaf tanpa sebab kepada semua orang bisa terjerumus pada sikap ghuluw (berlebihan) dalam beragama. Begitu pula, mengkhususkan suatu waktu untuk meminta maaf dan dikerjakan secara rutin setiap tahun tidak dibenarkan dalam Islam dan bukan ajaran Islam. 

Tidak ada larangan dalam meminta maaf, yang jadi masalah adalah pengkhususan waktu sehingga jadi ritual dan pendalilan dengan hadits palsu 

Wallahu 'Alam

Tidak ada komentar:

satt

Satt App

Join

PPC